Kamis, 11 Desember 2008

Ciri-Ciri Perkembangan

Ciri-ciri perkembangan

1. Perkembangan mengikuti pola yang teratur, baik pada masa pranatal maupun postnatal. Pola perkembangan individu bersifat chepalocaudal, yaitu perkembangan mulai dari kepala ke kaki. Proximodistal, yaitu pola perkembangan bergerak dari yang dekat ke yang jauh- keluar dari sumbu pusat tubuh menuju ke ujung-ujungnya.

2. Dalam perkembangan terdapat differensiasi. Pengkhususan dan penghalusan dari fungsi-fungsi

3. Perkembangan bersifat progressif. berkembang ke arah tahapan yang lebih maju

4. Perkembangan berjalan continue dan discontinue. Perkembangan yang continue terlihat dalam perubahan yang bersifat kuantitatif. Misalnya perkembangan bicara bayi seperti mengoceh. Perbendaharaan kata-kata bertambah.Discontinue, misalnya perubahan yang bersifat kualitatif seperti merangkak ke berjalan.

5. Perkembangan mengikuti fase-fase tertentu.
Setiap fase perkembangan memiliki ciri- ciri tersendiri. Pada setiap fase terdapat beberapa sifat berkembang lebih cepat dari sifat lainnya. Misalnya umur bayi 2 tahun, perkembangan bayi terutama untuk kontrol terhadap tubuhnya. Belajar bicara, mengenal sekeliling. Umur 3-6 tahun perkembangan berpusat pada kontak sosial.

6. Perkembangan mempunyai ciri equilibrium (keseimbangan) dan ciri Disequilibrium (ketidakseimbangan). Dalam fase equilibrium anak-anak mudah menyesuaikan diri dan tidak banyak menimbulkan kesukaran. Dalam fase disequilibrium, penyesuaian diri terganggu oleh faktor-faktor di dalam dirinya/faktor-faktor luar sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi lingkungannya. Pada saat ini terjadi ketegangan-ketegangan, ketidaktenangan dan insecure serta problem tingkah laku lain.


TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA

Teori adalah keyakinan umum yang membantu menjelaskan apa yang diamati dan membuat prediksi. Teori yang baik memiliki hipotesis yang merupakan asumsi yang harus diuji.

Teori Psikoanalisa
Dua teori psikoanalisa yang penting adalah teori Freud dan teori Erikson.

Psikoanalisa Freud

Freud mempelajari perkembangan kepribadian dan berpendapat bahwa tujuan dari perkembangan adalah terbentuknya kepribadian dewasa yang matang, bebas dari anxiety (kecemasan) yang tidak sadar dan mampu mengadakan hubungan yang sehat dengan manusia lain.
Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari id, ego dan super ego. Dorongan dasar yang paling penting pada manusia; dorongan seks (libido) -->Eros-->life instinc- dan agresi-->Tanathos-->Death instinc, yang juga merupakan sumber dari tingkah laku, perasaan, dan fikiran.

Taraf kepribadian yang terendah adalah id, yang merupakan kumpulan dorongan yang bersifat biologis, instingtif dan primitif. Id bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yang menuntut pemuasan segera.

Dengan makin bertambahnya ego, maka dengan fungsi ego anak bisa membedakan antara dorongan-dorongan di dalam dirinya dengan kenyataan. Ia mulai dapat menyesuaikan diri pada tuntutan kenyataan. Realitas menuntut adanya peraturan dan peraturan menuntut adanya pengendalian terhadap rangsangan-rangsangan dan keinginan-keinginan.

Pada taraf ego ini, yang bekerja adalah reality principle. Dengan prinsip ini anak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial dan kebudayaan.

Super ego mulai berkembang pada umur 4-6 tahun, karena pada usia ini anak sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial (bersosialisasi). Bila ego merupakan aspek eksekutif dari kepribadian yang menengahi tuntutan id dengan kenyataan, maka super ego merupakan aspek legislatif dan yudikatif.

Super ego/kata hati merupakan larangan-larangan dan sangsi-sangsi terhadap pemuasan langsung dari dorongan-dorongan. Super ego terbentuk secara tidak sadar melalui pengalaman masa kecil terutama dari hasil pendidikan orang tua. Super ego memberi kritik terhadap pikiran dan tindakan ego dan akan menimbulkan perasaan guilty dan anxiety (takut dan cemas) bila super ego dilanggar.

Fungsi dari ego mengadakan kompromi antara id dan super ego dan antara keduanya dengan tuntutan dunia luar. Penyesuaian diri tergantung pada kekuatan ego dan super ego serta pada pengalaman-pengalaman yang dialami oleh anak selama fase perkembangan.

Fase Perkembangan Freud
1. Fase Oral
Pada tahun pertama kehidupan, kegiatan terutama dilakukan di sekitar mulut yang merupakan sumber kenikmatan bagi bayi.

2. Fase Anal
Pada tahun kedua berpindah dari mulut ke daerah anal. Pada fase inilah anak-anak diberi latihan soal-soal kebersihan ---> toilet training

3. Fase Phalik
Berlangsung pada usia 4 tahun. Sumber kenikmatan berpindah ke daerah genital. Pada fase ini sering terjadi oedipus compleks, di mana anak merasa lebih sayang pada orang tua yang tidak sejenis dan benci pada orang tua yang sejenis. Tetapi perasaan ini menimbulkan rasa anxiety pada anak. Di mana pada anak laki-laki timbul kastrasi anxiety pada anak perempuan takut dihukum oleh ibunya.

4. Fase Latent
Setelah melalui fase phalic yang penuh gejolak, anak memasuki fase latent, yang secara relatif tenang akan berlangsung sampai masa adolesence. Pada masa ini tidak ada perkembangan baru dalam seksualitas tetapi diisi dengan perkembangan intelektual yang pesat dan kecakapan sosial

5. Fase Genital
Merupakan akhir dari perkembangan psikoseksual. Pada masa ini dorongan seksual mulai berkembang ke arah sikap dan perasaan seksual yang dewasa.

Frustrasi pada fase-fase perkembangan akan menghambat proses kematangan dan besar kemungkinan akan menimbulkan fiksasi. Fiksasi adalah perkembangan yang seolah-olah berhenti pada suatu fase tertentu, di mana di sini terdapat kebiasaan-kebiasaan dan pola penyesuaian diri yang bersifat kekanak-kanakan yang tetap berlangsung pada masa dewasa.
  • Psikoanalisa Erikson
  • Teori kognitif
  • Teori perilaku dan belajar sosial
  • Teori etologis
  • Teori ekologi
  • Orientasi teoritis eklektis --> Teori ini akan dibicarakan pada pertemuan selanjutnya tentang teori-teori perkembangan<--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar